BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Metode
merupakan salah satu komponen yang sangat berperan bagi keberhasilan suatu kegiatan
belajar mengajar sehingga menjadi sangat penting bagi seorang pendidik untuk
memilih metode mana yang efektif untuk digunakan. Pada dasarnya semua metode
yang digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat
bergantung pada guru yang memilih menggunakan metode mana yang akan digunakan.
Metode yang kurang baik jika dipakai oleh guru yang mengetahui tehnik pelaksanaannya,
maka metode yang digunakan bisa sangat menjadi baik untuk digunakan. Jadi jelas
bahwa guru sangat berperan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang
baik.
Salah
satu metode pengajaran yang digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi
merupakan metode yang membuat para siswa aktif karena semua siswa memperoleh
kesempatan berbicara atau berdialog satu sama lain untuk bertukar pikiran dan
informasi tentang suatu topik atau masalah, atau mencari kemungkinan fakta dan
pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan suatu masalah. Dengan
menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar diharapkan agar siswa
lebih aktif dalam belajar, sehingga siswa lebih bergairah dan bersemangat dalam
belajar serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah metode diskusi itu?
2.
Apakah tujuan dari pemakaian metode diskusi ?
3. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode diskusi ?
4.
Apakah kekurangan dan keunggulan dari metode diskusi ?
5.
Apa sajakah jenis - jenis dari metode diskusi yang
digunakan ?
6.
Apakah penggunaaan metode diskusi yang diterapkan
menggunakan pendekatan induktif mampu meningkatkan prestasi belajar para siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Diskusi
2.1.1 Pengertian Metode Diskusi
Diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah
dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu, atau untuk menyelesaiakan keputusan bersama. Dalam
diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok
kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan. (
Soetomo; 1993 )
Metode diskusi adalah : “Cara belajar atau mengajar
yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid
sebagai peserta diskusi”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia; 2001)
Metode diskusi pada dasarnya adalah, “ Suatu bentuk
tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar,
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan
bersama mengenai suatu masalah” (Maidar; 2010)
Metode
diskusi ialah, “suatu metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan
dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta
perubahan tingkah laku murid.” (Zuhairini; 2010)
Metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan
suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru
dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang
sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga
mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan. Dalam
diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula
dalam memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak
pula yang mereka pelajari. Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana
kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi
secara aktif. Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi informasi dan
pemberi ketegasan. Sehingga guru hanya sebagai pengatur dan penunjuk jalannya pelaksanaan
diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada semua siswa. Sebagai
pengatur jalannya diskusi, guru harus bisa mengendalikan siswanya agar tidak
memotong pembicaraan siswa lain dan tidak ramai sendiri ketika proses diskusi
berlangsung, sebagai pendorong siswa yang lain agar ikut berpartisipasi
mengungkapkan pendapatnya dan menurunkan ketegangan didalam kelas ketika dalam
diskusi terjadi perbedaan argumentasi. Selain itu guru harus menjelaskan
kembali apa yang menjadi pokok permasalahan apabila ada gejala-gejala
pembahasan akan menyimpang pada persoalan semula dan yang paling penting, guru
menyimpulkan semua yang telah dikemukakan siswa, di mana titik pertemuanya dan
titik perbedaannya dijelasakan kembali kepada siswanya.
2.1.2 Alasan
Pemilihan Metode Diskusi
Metode merupakan suatu
komponen yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau tidaknya
suatu proses pengajaran.( Sabri; 2005 )
Digunakannya metode diskusi karena penyaji
berargumentasi bahwa dengan metode diskusi inilah akan mendorong siswa untuk
berfikir kritis dan sistematis. Karena siswa dihadapkan dengan masalah –
masalah yang harus dipecahkan. Selain itu, dengan metode diskusi inilah siswa
akan berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan suasana kelas menjadi
lebih hidup. Dengan diskusi siswa dapat saling tukar menukar informasi,
menerima informasi dan dapat pula mempertahankan pendapatnya dalam rangka
pemecahan masalah yang dapat ditinjau dari berbagai segi. Selain itu, dalam
diskusi juga dipandu oleh seorang guru yang nantinya akan menyimpulkan hasil
diskusi di akhir waktu yang ditentukan.
2.2 Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Adapun beberapa tujuan dari penggunaan metode diskusi,
antara lain :
1.
Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.
2.
Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para
guru, dan bidang studi yang dipelajari.
3.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep
diri (self-concepts) yang lebih positif.
4.
Meningkatkan keberhasilan siswa dalam menemukan
pendapat.
5.
Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.
2.3 Langkah – Langkah Penggunaan Metode Diskusi
2.3.1 Langkah Persiapan
1.
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami
oleh setiap peserta didik sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat
dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
2.
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.
Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat
ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang
terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi peserta didikan
sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
4.
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi.
2.3.2 Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan diskusi adalah:
1. Memeriksa
segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
2. Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai
serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3. Melaksanakan
diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan.
4. Memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan
dan ide-idenya.
5. Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting,
sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak
fokus.
2.3.3
Menutup
Diskusi
Akhir dan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi hendaklah dilakukan
hal-hal sehagai berikut:
1.
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi.
2.
Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. ( Wina; 2007 )
2.4 Kekurangan dan Keunggulan Metode Diskusi
2.4.1 Kekurangan dari Metode Diskusi
Ada beberapa kelemahan metode
diskusi antara lain:
1. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan
dari berbagai sudut bagi masalah yang
dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan
waktu yang panjang.
2. Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis,
yang tidak terlepas dari fakta-fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya
dugaan atau coba-coba saja.
3. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang
lebih formal.
5. Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah
kadang-kadang ada siswa yang memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang
pasif.
Dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak dikontrol akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran. ( Wina; 2007 )
Untuk menghindari berbagai permasalahan dalam penggunaan
metode diskusi guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi kepada siswa
supaya seluruh siswa ikut serta dalam diskusi. Untuk mengatasi kelemahan atau
segi negatif dari metode ini, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
a. Pimpinan
diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran.
b. Pimpinan
diskusi yang diberikan kepada siswa, perlu bimbingan dari guru.
c. Guru
mengusahakan supaya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.
d. Mengusahakan
supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa lain belajar
mendengarkan pendapat temannya.
2.4.2 Keunggulan dari Metode Diskusi
Ada beberapa keunggulan metode
diskusi antara lain :
a.
Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa
mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
b.
Dapat menaikan prestasi kepribadian
individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis,
sabar dan sebagainya.
c.
Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami
siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu
kesimpulan.
d.
Siswa dilatih belajar untuk mematuhi
peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
e.
Membantu siswa untuk mengambil keputusan
yang lebih baik.
f.
Tidak terjebak kedalam pikiran individu
yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang
dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.
Dalam
berdiskusi tidak semua persoalan patut didiskusikan, persoalan yang patut
didiskusikan hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Menarik perhatian siswa
2.
Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
3.
Memiliki lebih dan satu kemungkinan pemecahan atau
jawaban, bukan kebenaran tunggal, dan
4.
Pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar,
melainkan menggunakan pertimbangan dan perbandingan.( sabri; 2005 )
Teknik
diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru
hendak:
1.
Memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh
para siswa.
2.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menyalurkan kemampuannya masing-masing.
3.
Memperoleh umpan balik dari siswa, tentang apakah
tujuan yang telah dirumuskan telah dicapai.
4.
Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan
praktik lewat berbagai mata peserta didikan dan kegiatan sekolah.
5.
Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan
peranan diri sendiri maupun teman-temannya.
6.
Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan
berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun di dalam
sekolah.
7.
Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.(Suryosubroto;
1996)
Oleh karena
itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa, tapi diskusi
timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang
bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam
rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi.
2.5 Jenis – jenis Metode Diskusi Yang digunakan
2.5.1
Diskusi Kelompok Besar (Whole
Group Discussion)
“Jenis diskusi kelompok besar
dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok”.(Sudrajat; 2010). Dalam
diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa yang
dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpin diskusi. Dalam
diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru berperan dalam
memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat mengajukan
permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong anak
untuk mengajukan pendapat. Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa
menaruh perhatian yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi
untuk membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan.
Di samping itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan.
Dalam diskusi kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak
tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk
menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi
pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian
peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak
yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurang
menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
2.5.2
Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group
Discussion)
Diskusi dalam kelompok kecil Gagne dan
Berliner (Sudrajat; 2010), “Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
terdiri atas 4-5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan
muka dan bertukar pikiran dengan mudah”. Diskusi ini biasanya diadakan
dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan
pemahaman kerangka pelajaran, memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar
segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang
bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh
masing-masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi,
informasi, interpretasi, sehingga dapat menghindari kekeliruan-kekeliruan
masalah yang dibahas saat proses pelaksanaan pembelajaran.
2.5.3 Diskusi Panel
Fungsi utama diskusi panel Gagne dan Berliner ( Sudrajat;
2010) adalah “untuk mempertahankan keuntungan diskusi kelompok dengan situasi
peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok
secara mutlak”. Dalam arti yang sebenarnya panel memberikan pada kelompok besar
keuntungan partisipasi yang dilakukan orang lain dalam situasi diskusi yang
dibawakan oleh beberapa peserta yang terplih. Peserta yang terpilih yang
melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam
memecahkan masalah. Mereka memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi
syarat untuk berperan dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat
dihadiri audience secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan
sebagainya).
2.5.4
Diskusi Kelompok
Proses
pelaksanaan diskusi kelompok yaitu “suatu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil terdiri atas 3-6 orang”, (Sudrajat; 2010). Masing-masing
kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan
garis besar problem kepada kelas, ia menggambarkan aspek- aspek masalah
kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi topik masalah yang sama atau
berbeda-beda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan
kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat
menyediakan reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap
siswa bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menyusun
kesimpulan siswa. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil
diskusinya dalam diskusi kelompok untuk didiskusikan secara klasikal.
2.5.5 Brain Storming Group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai
segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang
diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.
2.5.6
Symposium
Symposium
(Sudrajat; 2010), Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek
tertentu dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5-20 menit).
Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga
dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia
perumus sebagai hasil simposium.
2.6
Pendekatan
Induktif
2.6.1 Pengertian
Pendekatan Induktif
Proses berfikir yang dilakukan untuk menarik
kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat khusus menjadi hal bersifat umum
disebut penalaran induktif. Untuk memperoleh pengetahuan dari percobaan atau
eksperimen yang umum bersifat empiris digunakan penalaran induktif.
Dalam pembelajaran suatu mata pelajaran di jenjang
pendidikan dasar dan menengah, pendekatan induktif disarankan untuk masih
digunakan. Hal ini didasari oleh para ahli yang menyatakan bahwa masih banyak
siswa sekolah dasar dan menengah yang sulit untuk menggunakan penalaran deduktif.
Oleh karenanya, mereka lebih mudah menggunakan penalaran induktif untuk memahami
konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran tersebut. Pembelajaran menggunakan
pendekatan ini diperlukan waktu yang cukup lama.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif,
untuk mengenalkan teorema pada siswa dilakukan dengan pemberian contoh-contoh yang
mengarah pada suatu formula yang dikehendaki. Pendekatan dengan menggunakan
pendekatan induktif memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif menemukan
formula dengan observasi, bereksperimen, dan berfikir. Kesalahan konsep pada
diri siswa akan lebih awal dapat diketahui dan diatasi.
Kebaikan pendekatan ini yaitu pada siswa tingkat
rendah dan siswa yang lemah, penggunaan pendekatan induktif sangat sesuai.
Sedangkan kelamahannya yaitu memerlukan waktu yang cukup lama sehingga bagi
siswa yang pandai, pendekatan ini mengakibatkan pelajaran menjadi membosankan.
Pada umumnya formula yang didapat dengan metode ini belum lengkap dalam arti
belum dapat menjamin suatu kesimpulan yang berlaku umum, kecuali pada tahapan
yang dilakukan dengan induksi lengkap.
2.3.2 Alasan
Pemilihan Pendekatan Induktif
Selain menggunakan metode yang tepat dalam proses
belajar mengajar, dibutuhkan pendekatan pemebelajaran yang sesuai dengan metode
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
induktif.
Penyusun memilih pendekatan ini dikarenakan pendekatan
induktif memeberikan kesempatan pada siswa untuk aktif mengemukakan
argumentasinya, menyangkal atau mempertahankan argumentasinya dari pendapat
orang lain kemudian menyimpulkan. Bagi siswa-siswa pada tingkat rendah dan
siswa yang lemah penggunakan pendekatan induktif sangat sesuai, namun dengan
menggunakan pendekatan ini memerlukan waktu yang cukup lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode
diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu
persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara
bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya. Pendekatan
induktif memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif mengemukakan
argumentasinya, menyangkal atau mempertahankan argumentasinya dari pendapat
orang lain kemudian menyimpulkan.
3.2 Saran
1. Dalam menyampaikan materi sebaiknya
guru memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
sehingga materi yang diberikan mudah dipahami oleh siswa.
2. Hendaknya sebelum
menyampaikan materi kepada siswa, seorang guru harus sudah menguasai materi
sedetail-detailnya dan menguasai tehnik pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
metode yang digunakan.
3. Efisiensi waktu harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
B. Suryosubroto. 1996. Pross
Belajar Mengajar di sekalah. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen
Pendidikan Nasional.2001. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Maidar
G. Arsjad dan Mukti. 2010 . Metode Pembelajaran . http://idb4.wikispaces.com/file/view/dv4013.
Diakses pada tanggal 30 November 2012
Sabri,Ahmad. 2005. Strategi
Belajar Mengajar.Jakarta : Quantum Teaching
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi
Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Soetomo.
1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung : Usaha Nasional.
Sudrajat.2010.
Edukasi. http:// www. edukasi. net/mol/mo_full.Php.
Diakses pada tanggal 30 November 2012
Zuhairini.2010. Metode Diskusi.
http://idb4.wikispaces.com/ file/ view/dv4013. Diakses pada tanggal 30 November
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar